Rangkaianperistiwa yang terdapat pada cerita fabel 1 yaitu . Belalang sembah. Semut pergi ke gua untuk mengumpulkan makanan.Belalang menari di dekat sarang semutBelalang keheranan dengan apa yang dilakukan oleh semut, lalu bertanya untuk apa mereka membawa banyak sekali makanan ke sarang merekaBelalang yang lapar lari ke rumah semut. Penjelasan:
Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binantang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya. Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah. Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya. Menceritakan kembali merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah agar bisa menceritakan kembali isi fabel antara lain Pertama, membaca secara berulang-ulang teks fabel yang akan diceritakan. Kedua, mencatat nama-nama pelaku dalam teks fabel. Ketiga, mencatat hal-hal penting gagasan pokok dalam teks fabel. Keempat, menulis/melisankan kembali teks fabel yang dibaca, sedapat mungkin menggu- nakan kata-kata sendiri. Berikut ini salah satu contoh teks fabel. Bacalah fabel berikut! Semua Istimewa Ulu, seekor katak hijau, sedang berdiri di pinggir kolam. Hari itu langit sangat gelap dan hari seperti itulah yang Ulu sukai. Tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. “Hujan telah tiba!” Ulu berteriak dengan girang. Ulu pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. “Wahai semut, hujan telah tiba jangan bersembunyi!” seru Ulu kepada semut yang sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan. Semut menghela napas dan menatap Ulu dalam-dalam. “Ulu, aku tidak suka dengan hujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, makanya aku berteduh,” sahut Semut. “Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku sejak berupa berudu sudah bisa berenang, masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kakimu kan pendek.” Sambil tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut. Semut hanya bisa menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak dapat berenang karena ia berjalan. Ulu kembali berseru, “Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Oh, hai Ikan! Aku sangat suka dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu. “Aku tidak dapat merasakan hujan Ulu. Lihatlah, aku tinggal bersama air. Bagaimana caranya aku dapat menikmati hujan seperti kamu Ulu?” Ikan pun kembali berputar-putar di dalam kolam. “Hah! Sedih sekali hidupmu Ikan! Seandainya kamu seperti aku, dapat hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kamu akan dapat merasakan kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu sebab kamu tidak akan dapat pernah merasakan rintikan hujan di badanmu!” Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang bersisik, lalu menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang bersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisi kolam yang lain. Ulu pun kembali melompat-lompat di sekitar kolam dan kembali bersenandung. Saat Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan. “Hai Burung, kenapa kau tidak mau keluar dan menikmati hujan? Apakah kamu takut bulumu basah? Atau apakah kamu takut tenggelam ke dalam kolam seperti semut? Ataukah memang kamu tidak bisa menikmati indahnya hujan seperti Ikan?” Setelah berkata demikian, Ulu tertawa kencang-kencang. Burung menatap ke arah Ulu yang masih tertawa,” Hai Ulu, apakah kau bisa naik kemari?” Ulu kebingungan.” Apa maksudmu burung?” “Apakah kau bisa memanjat naik kemari Ulu?” “Apa yang kau maksud Burung? Tentu saja aku tidak bisa!” Ulu cemberut dan menatap kearah dua kakinya. Ulu menyesal punya kaki yang pendek sehingga tidak bisa terbang. “Ulu, tidakkah kamu tahu bahwa Sang Pencipta membuat kita dengan keunikan yang berbeda-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan ikan, tetapi aku bisa terbang mengitari angkasa. Burung kembali berkata dengan bijak, “Itulah yang kumaksud Ulu, kita masing-masing memiliki kelebihan sendiri. Semut tidak bisa berenang sepertimu, tetapi ia bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati. Ikan tidak dapat melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!” Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya salah. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu tidak benar. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya. “Maafkan aku Burung.” ucap Ulu seraya menatap sendu kearah Semut dan Ikan yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan mereka. “Maafkan aku Semut, Ikan, selama ini aku telah menyinggung perasaanmu.” Sejak saat itu, Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali. Sumber Harian Kompas 1. Menentukan Tokoh dan Watak Tokoh Tokoh adalah orang/ hewan yang menjadi pelaku dalam cerita tokoh protagonis, atau antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/ narasi penulis terhadap tokoh. Nama TokohWatak TokohBukti pada teks UluSombong “Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku sejak berupa berudu sudah bisa berenang, masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! “Hah! Sedih sekali hidupmu Ikan! Seandainya kamu seperti aku, dapat hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kamu akan dapat merasakan kebahagiaan ini. “Hai Burung, kenapa kau tidak mau keluar dan menikmati hujan? Apakah kamu takut bulumu basah? Atau apakah kamu takut tenggelam ke dalam kolam seperti semut? IkanRamah dan rendah hati“Aku tidak dapat merasakan hujan Ulu. Lihatlah, aku tinggal bersama air. Bagaimana caranya aku dapat menikmati hujan seperti kamu Ulu?” SemutBaik dan ramah“Ulu, aku tidak suka dengan hujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, makanya aku berteduh,” sahut Semut. BurungBijaksana“Ulu, tidakkah kamu tahu bahwa Sang Pencipta membuat kita dengan keunikan yang berbeda-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan ikan, tetapi aku bisa terbang mengitari angkasa. Burung kembali berkata dengan bijak, “Itulah yang kumaksud Ulu, kita masing-masing memiliki kelebihan sendiri. Semut tidak bisa berenang sepertimu, tetapi ia bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati. Ikan tidak dapat melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!” 2. Menentukan Rangkaian Peristiwa Uraikan isi fabel di atas menggunakan bahasamu sendiri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Urutkan kejadian yang dialami oleh Ulu di atas dalam tabel di bawah Awalnya langit sangat gelap dan tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. Ulu pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Tiba-tiba Ulu melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. semut tersebut sangat sedih karena tidak bisa berenang dikarenakan tubuhnya yang sangat kecil. Lalu Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ulu berkata bertapa menyedihkannya hidup ikan yang hanya dapat hidup di air. kata-kata Ulu telah menyakitkan hati ikan. Selanjutnya Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan. Kemudian Burung menantang Ulu untuk naik ke atas pohon. Tetapi Ulu tidak bisa karena kakinya yang pendek dan tidak bisa terbang. Akhirnya Ulu menyadari kalau tindakannya salah. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya. Dan Ulu meminta maaf kepada Semut dan Ikan, serta Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali. b Mengapa Ulu meremehkan teman-temannya? Karena ulu merasa ia mempunyai kelebihan yang istimewa dari pada teman temanya sehingga ia sombong dan membandingkan apa yang tidak dipunyai temannya dan apa yang dipunyai ulu c Ceritakan proses Ulu akhirnya menyadari kesalahannya! Ulu menyadari kesalahanya sebab ia mengejek burung dengan sangat berlebihan dan burung pun menanyakan apakah ulu dpat naik keatas dahan pohon dan terbang diangkasa. lalu ulu menjawab dengan lemah "Tentu saja aku tidak bisa", lalu burung mengatakan bahwa sang pencipta tlah menciptakan kita dengan berbeda-beda. Dan ulu pun menyesal karna tlah meyombongkan diri dan meminta maaf kepada semut, dan burung. d Daftarlah karakter manusia yang diibaratkan pada binatang dan karakter binatang asli pada fabel di atas! Karakter Manusia Pada HewanKarakter Asli Hewan Ulu berteriak dengan girang dan bersenandungHewan katak tidak bisa berteriak dan bersenandung. Ulu berbicara kepada IkanHewan katak tidak bisa berbicara Ulu tertawa kencang-kencangHewan katak tidak bisa tertawa Ulu meminta maaf pada Burung, Semut, dan IkanHewan katak tidak bisa meminta maaf 3. Menceritakan Kembali Isi Fabel Semua Istimewa Awalnya langit sangat gelap dan tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa. Ulu seekor katak hijau pun mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Tiba-tiba Ulu melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari. semut tersebut sangat sedih karena tidak bisa berenang dikarenakan tubuhnya yang sangat kecil. Menurut ulu berenang itu sangat mudah tinggal menjulurkan kaki saja. Semut hanya bisa menatap Ulu dengan kesal. Semut tidak dapat berenang karena ia memiliki kaki yang pendek. Lalu Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam. Ulu berkata bertapa menyedihkannya hidup ikan yang hanya dapat hidup di air. kata-kata Ulu telah menyakitkan hati ikan karena ikan tinggal bersama air sehingga tidak dapat menikmati hujan. Selanjutnya Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama seperti Semut dan Ikan yang tidak dapat menikmati hujan. Ulu mengatakan bahwa Burung tidak dapat menikmati hujan karena takut bulunya basah. Kemudian Burung menantang Ulu untuk naik ke atas pohon. Tetapi Ulu tidak bisa karena kakinya yang pendek dan tidak bisa terbang. Burung mengatakan bahwa Sang Pencipta membuat hewan dengan keunikan yang berbeda-beda. Burung menasehati Ulu agar tidak menghina hewan yang lain. Akhirnya Ulu menyadari kalau tindakannya salah. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina teman-temannya. Dan Ulu meminta maaf kepada Semut dan Ikan, serta Ulu mulai menghargai teman-temannya dan mereka pun menyukainya kembali. Temadalam dongeng menjadi dasar pengembangan cerita, yang meliputi alur (rangkaian peristiwa), watak para pelaku, penentuan latar/setting, serta ragam bahasa yang digunakan para pelaku. Jenis Alur Fabel. Foto fabel merupakan sebuah cerita yang berkaitan dengan dunia binatan dan tidak langsung merujuk pada manusia. Cerita binatang tersebut hadir sebagai personifikasi manusia, baik yang menyangkut penokohan lengkap dengan karakternya maupun persoalan hidup yang akan disimpulkan, bahwa cerita fabel merupakan cerita mengenai manusia dan berbagai persoalannya yang diungkapkan lewat binatang. Dikutip dari buku Kucing dan Kera dalam Fabel Arab Kajian Sastra Anak pada Fabel Qādhi hal-Ghåbah yang ditulis oleh Reza Sukma Nugraha & Annisa Bahriatul Rahmah 2020 10, para tokoh binatang pada cerita fabel hanya dijadikan sebagai sarana dan personifikasi untuk memberikan pelajaran moral artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai jenis alur fabel dan cara Alur Cerita FabelJenis Alur Fabel. Foto dari buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 7 yang ditulis oleh Heriyanto 2021 228, cerita fabel memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Berikut ciri-ciri fabelFabel dapat digolongkan sebagai fabel pada umumnya merupakan binatang melambangkan karakter alur cerita fabel sederhana dan fabel mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, dan merupakan salah satu unsur intrinsik dalam pembangunan cerita fabel. Secara definisi, alur merupakan rangkaian peristiwa yang dijalin dengan saksama dan menggerakan jalan cerita hingga ke penyelesaian. Berikut 3 jenis alur fabel dan penjelasannyaAlur maju tahapan peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan, konflik, puncak konflik, dan penyelesaian mundur tahapan peristiwa yang dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang mengapa konflik campuran alur gabungan antara alur maju dan mengidentifikasi jenis alur fabel, pembaca harus membaca cerita fabel dengan saksama agar dapat menentukan apakah fabel yang dibaca menggunakan jenis alur maju, mundur, atau campuran. Sebagai teks narasi, cerita fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik dan menginspirasi, sehingga pembaca tidak terlalu sulit dalam menentukan jenis alur cerita yang digunakan. Semoga informasi ini bermanfaat! CHL A Daftarlah rangkaian peristiwa yang terdapat pada cerita fabel BELALANG SEMBAH suatu hari di sebuah kebun anggur,tinggalah sebuah keluarga semut dengan anggota jumlanyayang sangat membuat sarangnya dari daun daun lalu mereka tempel menggunakan cairan dari mulutnya yang seperti lem.para semut melihatnya bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera datang musim dingin
Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Teks Fabel? Mungkin anda pernah mendengar kata Teks Fabel? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, jenis, struktur, unsur, klasifikasi, identifikasi, makna, langkah dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Teks Fabel Teks fabel ialah sebuah cerita yang mengisahkan kehidupan binatang ataupun hewan yang bersikap menjadi manusia. Pengertian lain dari teks fabel ialah sebauh kisah prosa ataupun karangan belaka. Dalam teks fabel sering melibatkan perilaku mayoritas sebagai manusia. Ciri-Ciri Teks Fabel Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri dari teks fabel, yakni sebagai berikut Aktor yang berperan dalam fabel ialah hewan Tema kisah biasanya mengenai interaksi sosial Perilaku yang divisualkan dalam fabel menyamai perilaku manusisa seperti baik, buruk, cerdik dam egois Aktor fabel bisa berasumsi, berhubung dan berperilaku seperti manusia Perspektif yang dipakai dalam teks fabel ialah perspektif orang ketiga Jalan kisahnya memakai alur maju Friksi dalam cerita fabel meliputi kejadian dunia hewan yang nyaris sama dengan kehidupan manusia Berisi nasihat bagi pembacanya Jenis-Jenis Teks Fabel Berikut ini terdapat 4 jenis-jenis teks fabel, yakni sebagai berikut 1. Berdasarkan Asal Usul dan Ruang Lingkupnya Berdasarkan asal usul dan ruang lingkupnya, terdapat 3 jenis antara lain Teks Fabel Kedaerahan, fabel yang bersumber dari daerah dan transmisinya seadanya pada ruang lingkup daerah itu sendiri Teks Fabel Nusantara, fabel yang bersumber dari daerah dan sudah menjalar ke semua kawasan nusantara. Teks Fabel internasional, fabel yang bersumber dari suatu negara dan sudah menjalar ke semua dunia. 2. Berdasarkan Penggunaan Latar Belakang dan Perilaku Berdasarkan penggunaan latar belakang dan perilaku, terdapat 2 jenis antara lain Fabel Alami, fabel yang menopangkan bentuk para aktor yang sesuai dengan perilaku aslinya. Fabel Adaptasi, fabel yang menopangkan bentuk para aktor yang berbanding dengan aslinya. 3. Berdasarkan Kedatangan Surat Berdasarkan kedatangan surat, terdapat 2 jenis antara lain Fabel Koda, fabel yang memperlihatkan pesan secara terbuka di akhir cerita. Fabel Tanpa koda, fabel yang tidak memperlihatkan pesan yang terbuka di akhir cerita tetapi hanya tersembunyi dalam cerita. 4. Berdasarkan Isi dan Kandungan Ceritanya Berdasarkan isi dan kandungan ceritanya, terdapat 4 jenis antara lain Fabel Jenaka, fabel yang berisi cerita lucu dan membawa tawa pembaca Fabel Tragedi, fabel yang berisi kisah sedih dan membawa keprihatinan pembaca. Fabel Romantika, fabel yang berisi kisah romantis dan percintaan Fabel Heroik, fabel yang berisi kisah kepahlawanan dan perjuangan Struktur Teks Fabel Berikut ini terdapat 4 struktur teks fabel, yakni sebagai berikut Orientasi Ialah bagian dasar pada sebuah kisah fabel yang mengandung dengan identifikasi kisah fabel tersebut yang diantaranya seperti identifikasi aktor, identifikasi latar lokasi dan waktu dan identifikasi tema. Komplikasi Ialah puncak sebuah kisah yang mengandung tentang puncak kejadian yang dialami dan dirasakan oleh para aktor. Resolusi Ialah bagian teks yang mengandung penyelesaian persoalan yang dialami dan dirasakan oleh para aktor. Koda Ialah bagian terakhir teks fabel yang mengandung nasihat yang diperoleh didalam kisah fabel. Unsur Kebahasaan Teks Fabel Berikut ini terdapat 4 unsur kebahasaan teks fabel, yakni sebagai berikut Kata kerja Pada unsur kebahasaan kata kerja, terdapat 2 kata kerja antara lain Kata kerja transitif, ialah kata kerja yang mempunyai entitas. Contohnya ialah, Ibu memasak sayur. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak mempunyaientitas. Contohnya ialah, Ahmad sedang bersiul. Kata sandang si dan sang Contohnya ialah Sang Kura-Kura mengitari taman sambil menegur teman temannya. Kata keterangan lokasi dan waktu Contohnya ialah Pada suatu hari, Kancil dan teman-temannya berjalan ditaman. Penggunaan kata penghubung Contohnya ialah Akhirnya, sang Monyet meminta maaf dan berikrar untuk tidak mendatanginya. Klasifikasi Teks Cerita Fabel Teks cerita moral pada dasarnya dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral melalui teks cerita lebih menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang seru dan menegangkan. Cerita kisah perjalanan keruang angkasa, petualangan didasar laut, atau menculnya mahluk aneh adalah teks cerita fiksi ilmiah. Tidak jarang kisah-kisah semacam itu diikuti dengan pesan-pesan moral sehingga disebut cerita moral fiksi ilmiah fiksi sains. Ada juga cerita moral yang dibuat oleh pengarang bukan berdasarkan landasan ilmiah tetapi hanya menggunakan imajinasi. Cerita moral semacam ini sering disebut sebagai cerita moral fantasi. Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Fabel Ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan unsur-unsur yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti ejaan, dan tanda baca. Alur cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang diungkapkan oleh sang pengarang. Meskipun berupa teks cerita fiksi, rangkaian peristiwa dalam cerita fabel perlu memperhatikan aspek logika. Perhatikan dengan cermat, apakah penggambaran peristiwa demi peristiwa dalam cerita fabel ada yang bertentangan dengan logika atau tidak. Perwatakan berkaitan dengan cara pengarang dalam menggambarkan watak tokoh cerita. Perhatikan dengan cermat, adakah penggambaran watak yang terlalu berlebiha atau tidak masuk akal. Dalam menelaah kekurangan teks ceritafabel dari aspek bahasa, kita bisa menggunakan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan EYD sebagai acuan. Menangkap Makna Teks Cerita Fabel Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai moral kepada pembaca. Tujuannya agar pembaca tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dan nilai moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak hingga orang tua. Langkah Menyusun Teks Cerita Fabel Berikut ini adalah beberapa langkah menyusun teks fabel yaitu Amatilah perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal yang menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang disarankan berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang. Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian teks tersebut. Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata sambung yang sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat. Setelah kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks hasil karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian, diskusikan karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya. Jika sudah dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun tersebut di majalah dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa di daerah mu. Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai dengan masukan teman dan gurumu. Contoh Teks Fabel Kucing dan Tikus Tua yang Berpengalaman karya Aesop  Pada suatu masa ada seekor kucing yang sangat awas dan sigap. Tikus-tikus takut memperlihatkan dirinya karena takut dimangsa oleh sang kucing. Kucing tersebut selalu siap siaga dengan cakarnya, siap menerkam. Akhirnya, tikus-tikus tersebut tidak berani berkeliaran terlalu jauh dari sarang mereka sehingga sang kucing harus menggunakan akalnya untuk menangkap mereka.     Suatu hari sang kucing naik ke atas rak. Ia menggantungkan dirinya dengan satu kakinya pada tali, dengan kepala menghadap ke bawah, seolah-olah telah mati. Saat tikus-tikus melihat posisi kucing seperti itu, mereka menyangka bahwa sang kucing telah melakukan kesalahan. Dengan hati-hati, tikus-tikus itu mengeluarkan kepalanya dari sarang dan mengendus-endus kesana kemari. Karena tidak terjadi apa-apa, mereka akhirnya melompat keluar dari sarang dan menari-nari dengan gembira untuk merayakan kebebasan mereka.     Saat itulah sang kucing tiba-tiba melepaskan pegangannya pada tali. Sebelum tikus-tikus tersebut tersadar dari rasa terkejut mereka, sang kucing telah menangkap tiga sampai empat ekor tikus. Sekarang tikus-tikus makin berhati-hati, tetapi sang kucing selalu ingin menangkap tikus. Sang kucing membuat tipuan yang lain. Ia mengguling-gulingkan tubuhnya ke tempat terigu hingga tubuhnya tertutup sepenuhnya oleh terigu. Kemudian, sang kucing berbaring diam-diam dengan satu mata     Yakin bahwa keadaan aman, tikus-tikus mulai keluar kembali dari sarang. Saat sang kucing diam dan siap-siap untuk menerkam tikus-tikus tersebut, seekor tikus tua yang berpengalaman dengan tipuan sang kucing, berdiri sambil menjaga jarak di dekat sarang mereka.     “Hati-hati!” teriaknya. “Mungkin terigu itu kelihatan seperti tumpukan makanan yang lezat, tetapi sepertinya itu adalah tipuan dari sang kucing. Apa pun itu, lebih baik kalian semua berhati-hati dan menjaga jarak yang  Demikian Penjelasan Materi Tentang Teks Fabel Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur, Klasifikasi, Identifikasi, Makna, Langkah dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
Akankuhabisi dia sekarang juga." "Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu." Akhirnya, binatang-binatang itu menjadi lega. Berkat kecerdikan kelinci Sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu. Tokoh dan karakter tokoh cerita fabel di atas adalah .A. Singa berwatak cerdik, kelinci berwatak MengenaliCiri Umum Fabel. Fabel mengambil tokoh para binatang. Watak tokoh para bnatang digambarkan ada yang baik dan ada. yang buruk (seperti watak manusia). Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
\n\n\n\n\n \n\ndaftarlah rangkaian peristiwa yang terdapat pada cerita fabel
MengenaliCiri Fabel Diskusikan a Daftarlah rangkaian peristiwa yang terdapat pada cerita fabel. Daftarlah rangkaian perisitiwa yang terdapat pada cerita fabel. Source: brainly.co.id. B Daftarlah tokoh yang terdapat pada cerita fabel. Source: www.coursehero.com. Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017 . 339 460 30 211 210 272 142 117

daftarlah rangkaian peristiwa yang terdapat pada cerita fabel